Tuesday, December 6, 2022

SISTEM TRANSPORTASI DAN SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA

  • Sistem Transportasi pada Manusia

 

 

Ketika terjatuh atau terkena benda tajam seperti pisau atau paku, bagian tubuh yang terluka tersebut mengeluarkan suatu cairan yang disebut DARAH.


 

Komponen Darah

 


 

1) Sel Darah Merah (Eritrosit)

  • Eritrosit berbentuk bulat pipih dengan bagian tengahnya cekung (bikonkaf)
  • Sel darah merah tidak memiliki inti sel.
  • Eritrosit  berfungsi mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel-sel di seluruh tubuh
  • Warna merah pada darah disebabkan adanya hemoglobin (Hb) dalam sel darah merah.
  • Hemoglobin atau zat warna darah merupakan suatu protein yang mengandung unsur besi

 

 

 

Oksigen diangkut dari paru-paru dan diedarkan ke seluruh sel tubuh. Hemoglobin yang mengikat oksigen (oksihemoglobin) berwarna merah cerah, sedangkan hemoglobin yang masih mengikat karbondioksida berwarna merah tua keunguan

 

 

 

2) Sel Darah Putih (Leukosit)

  • Sel darah putih memiliki bentuk yang tidak tetap atau bersifat amuboid dan mempunyai inti sel.
  • Jumlah sel darah putih juga tidak sebanyak jumlah sel darah merah.
  • Setiap satu milimeter kubik darah mengandung sekitar 8.000 sel darah putih.
  • -Fungsi utama sel darah putih adalah melawan penyakit yang masuk ke dalam tubuh dan membentuk antibodi

 

 

 

 

3) Keping Darah (Trombosit)

  • Bentuk trombosit beraneka ragam, yaitu bulat, oval, dan memanjang.
  • Trombosit tidak berinti sel dan bergranula.
  • Jumlah sel keping darah atau trombosit pada orang dewasa  sekitar 200.000 – 500.000 sel per cc.
  • Di dalam trombosit terdapat enzim trombokinase atau tromboplastin.

 

 

 

4) Plasma Darah

  • Plasma darah merupakan cairan darah yang sebagian besar terdiri atas air (92%).
  • Dalam plasma darah juga terdapat protein plasma yang terdiri atas albumin, fibrinogen, dan globulin.
  • Zat-zat lain yang terlarut dalam plasma darah antara lain sari makanan, mineral, hormon, antibodi, dan zat sisa metabolisme (urea dan karbondioksida).

 Sistem peredaran darah pada Manusia

 

 

 

 

 

 

Peredaran darah yang mengalirkan darah yang kaya oksigen dari bilik (ventrikel) kiri jantung lalu diedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Oksigen bertukar dengan karbondioksida di jaringan tubuh. Lalu darah yang kaya karbondioksida dibawa melalui vena menuju serambi kanan (atrium) jantung.

 


 

Peredaran darah yang mengalirkan darah dari jantung ke paru-paru dan kembali ke jantung. Darah yang kaya karbondioksida dari bilik kanan dialirkan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis, di alveolus paru-paru darah tersebut bertukar dengan darah yang kaya akan oksigen yang selanjutnya akan dialirkan ke serambi kiri jantung melalui vena pulmonalis

 

 

 

 

 

 

 

Gangguan / Kelainan pada Sistem Peredaran darah

  • Serangan jantung
Serangan jantung terjadi jika arteri koronaria yang terdapat pada jantung tidak dapat mengirimkan darah yang cukup ke sel-sel jantung dikarenakan arteri koronaria tersumbat oleh lemak atau kolesterol.
Gejala dari serangan jantung antara lain dada terasa sakit, sakit pada bagian lengan dan punggung, napas pendek, dan kepala pusing
  • Stroke
Stroke merupakan suatu penyakit yang terjadi karena matinya jaringan di otak yang disebabkan oleh kurangnya asupan oksigen ke otak dikarenakan pembuluh darah pada otak tersumbat atau salah satu pembuluh darah di otak pecah.
Stroke dapat menyebabkan penderita kehilangan ingatan, kontrol kerja otot, ataupun fungsi kerja saraf. 
  • Hemofilia
  • Leukimia
  • Trombos dan embolus
  • Skleresis
  • Varises
  • Anemia

 GOLONGAN DARAH


Golongan darah adalah pengklasifikasian darah dari suatu individu berdasarkan ada atau tidak adanya zat antigen warisan pada permukaan membran sel darah merah. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah tersebut.

Golongan darah seseorang dapat mempunyai arti penting dalam kehidupan. Sistem penggolongan yang umum dikenal dalam istilah A, B, O, tetapi pada tahun 1990 dan 1901, Dr Landsteiner menemukan antigen (aglutinogen) yang terdapat di dalam sel darah merah dan juga menemukan antibodi (aglutinin) yang terdapat di dalam plasma darah. Atas dasar macam antigen yang ditemukan tersebut.
 
Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai.

Sebelum lahir, molekul protein yang ditentukan secara genetik disebut antigen, antigen ini muncul dipermukaan membran sel darah merah. Antigen ini, tipe A dan tipe B bereaksi dengan antibodi pasangannya, yang mulai terlihat sekitar 2 sampai 8 bulan setelah lahir.

  • Karena reaksi antigen-antibodi menyebabkan aglutinasi ( penggumpalan) sel darah merah, maka antigen disebut aglutinogen dan antibodi pasangannya disebut agglutinin. 2.
  • Seseorang mungkin saja tidak mewarisi tipe A dan tipe B atau hanya mewarisi salah satunya, atau bahkan keduanya sekaligus.
Klasifikasi golongan darah ABO ditentukan berdasarkan ada tidaknya aglutinogen (antigen tipe A dan tipe B ) yang ditemukan pada permukaan eritrosit dan aglutinin (antibodi) anti-A dan anti-B, yang ditemukan dalam plasma.

Peran Golongan Darah dalam Transfusi Darah

Bila sebelumnya pemilik golongan darah O dapat mendonorkan darah kepada seseorang dengan golongan darah A, B, AB, dan O, tetapi kini tidak dianjurkan. Hal ini karena golongan darah O tetap memiliki kemungkinan untuk menghasilkan reaksi transfusi darah, meski risiko tersebut tergolong kecil.

Namun, tipe darah golongan O masih bisa digunakan sebagai transfusi darah untuk situasi darurat atau saat persediaan golongan darah dengan tipe yang sesuai tidak mencukupi.

Berbeda dengan pemilik golongan darah O yang merupakan pendonor universal, orang dengan golongan darah AB merupakan penerima darah universal. Ini artinya seseorang dengan golongan darah AB bisa mendapatkan donor darah dari golongan darah A, B, AB, atau O.

Hal ini dikarenakan pemilik golongan darah AB tidak memiliki antibodi A maupun B, sehingga tubuhnya tidak akan menghasilkan reaksi kekebalan tubuh ketika mendapatkan darah.

Di sisi lain, seseorang yang memiliki Rh negatif bisa mendonorkan darah kepada orang yang memiliki status Rh negatif dan Rh positif. Namun, pendonor dengan Rh positif hanya bisa mendonorkan darah kepada seseorang dengan status Rh positif.

 SKEMA TRANSFUSI DARAH 

 

 

Menghitung besar kalor

 CONTOH SOAL