Thursday, January 26, 2023

SISTEM EKSKRESI

Sistem ekskresi merupakan sistem organ yang ‘bertugas’ membuang sisa metabolisme dalam tubuh yang tidak digunakan lagi. Coba bayangkan, jika di rumahmu banyak sampah yang berserakan. Tentunya rumahmu menjadi bau, kotor, dan sumpek. Begitu pula jika dalam tubuhmu banyak sampah sisa metabolisme dan tidak dibuang, tentunya akan menjadi sumber penyakit.

Zat-zat sisa metabolisme ini antara lain seperti gas CO2, limbah nitrogen seperti urea, sisa perombakan sel darah merah seperti bilirubin, sampai kelebihan zat seperti kelebihan air (H2O), yang bisa dikeluarkan diantaranya melalui keringat dan juga urin. Dikeluarkannya zat-zat tersebut bertujuan agar zat-zat sisa dalam tubuh tidak meracuni organ lainnya.

Organ-organ yang bekerja pada sistem ekskresi adalah ginjal, paru-paru, hati, dan kulit.

Ginjal

Ginjal berfungsi untuk menyaring darah yang mengandung zat sisa metabolisme dari sel di seluruh tubuh. Ginjal terletak di kanan dan kiri tulang pinggang, yaitu di dalam rongga perut pada dinding tubuh bagian belakang (dorsal)




Ginjal memiliki bentuk seperti biji kacang merah. Ginjal berwarna merah karena banyak darah yang masuk ke dalam ginjal. Darah akan masuk ke dalam ginjal melalui pembuluh arteri besar dan akan keluar dari ginjal melalui pembuluh vena besar. Apabila sebuah ginjal dipotong melintang, maka akan tampak tiga lapisan, Bagian luar disebut korteks renalis atau kulit ginjal, di bawahnya terdapat medula renalis, dan di bagian dalam terdapat rongga yang disebut rongga ginjal atau pelvis renalis. Ginjal tersusun atas lebih kurang 1 juta alat penyaring yang disebut dengan nefron.



Nefron merupakan satuan struktural dan fungsional ginjal karena nefron merupakan unit penyusun utama ginjal dan unit yang berperan penting dalam proses penyaringan darah. Sebuah nefron terdiri atas sebuah komponen penyaring atau badan Malpighi yang dilanjutkan oleh saluran-saluran (tubulus). Setiap badan Malpighi mengandung gulungan kapiler darah yang disebut glomerulus yang berada dalam kapsula Bowman. Pada bagian inilah proses penyaringan darah dimulai.

Medula renalis (bagian tengah ginjal) tersusun atas saluransaluran yang merupakan kelanjutan dari badan Malpighi dan saluran yang ada di bagian korteks renalis. Saluran-saluran itu adalah tubulus proksimal, lengkung Henle, tubulus distal, dan tubulus kolektivus (pengumpul) yang terdapat pada medula. Lengkung Henle adalah saluran ginjal yang melengkung pada daerah medula yang menghubungkan tubulus proksimal dengan tubulus distal. Pelvis renalis atau rongga ginjal berfungsi sebagai penampung urine sementara sebelum dikeluarkan melalui ureter.

Jadi, pada proses penyaringan di ginjal melalui tiga tahapan yang disebut juga proses pembentukan urine, yaitu :

PROSES PENYARINGAN

TEMPAT TERJADINYA PENYARINGAN

ZAT YANG DIHASILKAN

FILTRASI (PENYARINGAN)

GLOMERULUS dan KAPSUL BOWMAN

URINE PRIMER

REABSORBSI (PENYERAPAN)

 TUBULUS KONTORTUS PROKSIMAL

URINE SEKUNDER

AUGMENTASI (PENGUMPULAN)

TUBULUS KONTORTUS DISTAL dan TUBULUS KOLEKTIVUS

URINE SESUNGGUHNYA




HATI

Sebagai organ yang berperan dalam sistem ekskresi, hati berfungsi untuk merombak sel-sel darah merah yang sudah tua atau rusak untuk menghasilkan bilirubin yang sifatnya beracun. Karena beracun, maka bilirubin harus diproses untuk bisa dikeluarkan dari dalam tubuh, salah satunya yaitu dikeluarkan bersamaan dengan urin.
 

Prosesnya : sel-sel darah merah yang sudah rusak akan dirombak. Kandungan hemoglobin pada sel darah merah yang sudah rusak lalu diuraikan menjadi senyawa hemin dan protein globin. Nah, hemoglobin sendiri merupakan protein pada sel darah merah yang berfungsi untuk mengikat oksigen.

Protein globin hasil perombakan sel darah merah lalu akan diuraikan menjadi asam amino yang bisa digunakan untuk membentuk sel darah merah baru. Sementara itu, senyawa hemin (atau heme) akan diubah menjadi biliverdin dan zat besi. Zat besinya akan dibawa ke sumsum merah tulang untuk dipakai membentuk hemoglobin baru, sementara biliverdinnya akan diubah menjadi bilirubin.

 

Sumber : https://lh3.googleusercontent.com/mgGJT03OxflDj4P5QcNoPvsx4xvveHPN4clOycBISpUx5Uyh8Nyq0upCIesjU8g77jbJbtiltHB3f0QIVJcM9wgP4BwoxxmHuWGHSrT09AUF3mBmxTpdEZuNECroUp9Ljgz_fEY

Berikut proses pemecahan eritrosit (sel darah merah) :

 

Sel hati menghasilkan 800 – 1000 mL getah empedu per hari. Getah empedu mengandung air, garam empedu (natrium dan kalium), lesitin, kolestrol, pigmen empedu dan beberapa ion. Jika getah empedu kekurangan lesitin, garam empedu, kebanyakan kolesterol, maka kolestrol tersebut membentuk batu kristal (batu empedu).

Hati memiliki kemampuan menetralisir racun dan menghasilkan getah empedu. Hati juga berperan mengubah NH3 (amonia) yang akan dibuang melalui kulit dan ginjal.


KULIT

Fungsi kulit sebagai organ sistem ekskresi adalah untuk mengeluarkan keringat yang mengandung kelebihan air, garam mineral, maupun sedikit limbah nitrogen seperti urea, yang dapat meracuni tubuh. Keringat biasanya keluar ketika kita melakukan aktivitas, seperti berolahraga atau saat kita sedang kepanasan.
 

Sumber gambar : https://lh4.googleusercontent.com/p0pI6ndlvs5UeQ0Rc-6wLxQTRueRtkAqLUJ0rvTapwRylQQMXu1F9PwylQ-rO-Yok9W361GmtIRKbqIE0hh4PMYMwacrHkWARGKWwKd6fR3ODWXnZkRCRV3GgX6feNMY8Y7YNlY


Lapisan dermis : terdapat otot penggerak rambut, pembuluh darah, pembuluh limfa, saraf, kelenjar minyak (glandula sebaceae) dan kelenjar minyak (glandula sudorifera). Kelenjar keringat berbentuk seperti pembuluh panjang, pangkalnya menggulung, berhubungan dengan kapiler darah dan serabut saraf.

Serabut saraf meningkatkan kerja kelenjar keringat, memicu produksi keringat. Keringat menyerap air, ion – ion, NaCl dan uera dalam darah yang dikeluarkan melalui pori – pori kulit.

Lapisan hipodermis (subkutan) adalah lapisan yang terdiri dari kumpulan jaringan ikat yang berfungsi melekatkan kulit pada otot, terdapat banyak jaringan lemak sehingga juga berfungsi mengatur suhu tubuh.

Kelenjar keringat memiliki pangkal yang menggulung dan saluran yang memanjang hingga ke pori-pori kulit. Nah, ketika kamu sedang beraktivitas di cuaca panas atau habis berolahraga, tubuh kamu pasti mengeluarkan keringat, kan? Hal itu bertujuan untuk ‘mendinginkan’ tubuh dengan cara mengeluarkan kelebihan panas tubuh. Apa kaitannya dan bagaimana prosesnya?

Ketika kita berada di tempat yang panas, maupun ketika habis berolahraga, suhu tubuh kita akan meningkat. Hal ini lalu mendorong otak, tepatnya bagian hipotalamus di otak, untuk mengirimkan perintah ke kelenjar keringat agar aktif mengeluarkan keringat.

Selain ada garam mineral dan limbah nitrogen seperti urea, di dalam keringat juga ada kandungan airnya, kan? Ketika dikeluarkan dari tubuh, air dalam keringat bisa menguap atau berubah menjadi uap air dengan memanfaatkan kelebihan panas tubuh. Itulah mengapa keringat juga ikut membantu mengeluarkan kelebihan panas tubuh.

 PARU-PARU 

 
 
Sumber gambar : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0dMndnwrw-NH6HAuy-B5F6CKhC7Wg-RRcwl08CmEXOnMc7ox8UPxzb2_2sZZkZ3v5RYC7YU9JbOGN6XP40m5sWhmzvtFCGW0xjxkgfPhr2jcISdqq5-1HR0tE3QqnAH-VVACD72Hh8tY/s1600/struktur+paru-paru.jpg

Paru-paru merupakan organ yang berperan dalam sistem pernapasan. Selain itu, paru-paru juga berperan dalam sistem ekskresi. Apa tugas paru-paru dalam sistem ekskresi ?

Dalam sistem ekskresi, paru-paru berfungsi untuk mengeluarkan karbondioksida (CO2) yang merupakani limbah hasil metabolisme sel-sel tubuh, sehingga harus dikeluarkan ketika kita menghembuskan napas.

Oksigen akan dipindahkan dari alveolus ke peredaran darah untuk selanjutnya diedarkan ke sel-sel tubuh. Oksigen lalu dipakai oleh sel-sel tubuh untuk melakukan metabolisme, sehingga sel-sel tubuh bisa beraktivitas. Hasil metabolisme ini menyisakan limbah dalam bentuk karbondioksida.

Karena karbondioksida adalah limbah, maka harus dibuang dari dalam tubuh. Oleh karena itu, karbondioksida dibawa dari sel-sel tubuh ke peredaran darah menuju ke alveolus. Karbondioksida dipindahkan dari peredaran darah ke alveolus untuk dikeluarkan oleh paru-paru saat kita menghembuskan napas.

Ketika kamu menarik napas, oksigen akan dibawa masuk ke dalam paru-paru dengan melewati beberapa saluran pernapasan, mulai dari hidung, lalu faring, laring, trakea, bronkus hingga sampai di paru-paru. Kemudian, di paru-paru, tepatnya di alveolus, akan terjadi pertukaran antara oksigen dengan karbondioksida.

Paru-paru mengeluarkan sisa metabolisme berupa CO2 dan H2O. O2 yang masuk alveolus berdifusi memasuki kapiler darah yang mengelilingi alveolus, kemudian darah mengikat O2 dan diangkut ke jaringan tubuh. CO2 berdifusi berlawanan arah dengan O2, darah mengikat CO2 untuk dikeluarkan bersama uap air. Berikut prosesnya :






No comments:

Post a Comment

Menghitung besar kalor

 CONTOH SOAL